TUGAS PERTEMUAN MINGGUAN 1 KELAS A FILSAFAT ILMU

 Nama : Nazwa Fitria Nuragni

NIM/Kelas : 203030702135/A

Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 
Dosen Matkul : Dr. Sally Marisa Sihombing, S.IP.,M.Si
Hari : Jumat, 09 Oktober 2020

FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu berasal dari kata filsafat dan ilmu. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata philo yang berarti cinta dan kata shopia yang berarti bijaksana atau bisa disebut juga sebagai ilmu yang mencintai kebijaksanaan atau kebenaran.

Sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis  berdasarkan studi, pengamatan dan percobaan yang di kaji untuk menentukan hakikat dan prinsip. Menurut commy semiawan filsafat ilmu adalah ilmu yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan yang kedudukannya di atas ilmu lainnya. 

Dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan ilmu yang berisi pemikiran yang relatif terhadap persoalan yang berkaitan dengan landasan juga hubungan ilmu dari segala aspek kehidupan manusia.

 CIRI-CIRI FILSAFAT ILMU

Ciri-ciri  Filsafat  yaitu  menyeluruh,  mendasar,  dan  spekulatif.  Berikut merupakan ciri ber Filsafat.

a.  Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran ke Filsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dan ilmu-ilmu lainnya, hubungan ilmu dan moral, seni, serta tujuan hidup.

b.  Mendasar,  artinya  pemikiran  yang  dalam  sampai  pada  hasil  yang fundamental  atau  esensial  objek  yang  dipelajarinya  sehingga  dapatdijadikan  dasar  berpijak  bagi  segenap  nilai  dan  keilmuan.  Filsafat tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya (periferis)  saja,  tetapi  sampai menembus ke kedalamannya (hakikat).

c.  Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikiran ber filsafat selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menelusuri bidang-bidang pengetahuan yang baru. Namun demikian, tidaklah berarti hasil pemikiran kefilsafatan tersebut meragukan kebenarannya karena tidak pernah tuntas.

Ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan menurut Ali Mudhofir sebagai berikut.

a.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan  secara  radikal.  Radikal  berasal dari bahasa Yunani,  Radix artinya akar. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya, berpikir sampai pada hakikat, esensi, atau  sampai  ke  substansi  yang  dipikirkan.  Manusia  yang  berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.

b.  Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara  universal  adalah  berpikir  tentang  hal-hal  serta  proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat manusia. Dengan jalan penelusuran yang radikal itu filsafat berusaha sampai pada berbagai kesimpulan yang universal (umum).

c.  Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Konsep di sini adalah hasil generalisasi  dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses  individual.  Dengan  ciri  yang  konseptual  ini,  berpikir  secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.

d.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan  secara  koheren  dan  konsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.

e.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan  secara  sistematik.  Sistematik berasal dari kata sistem. Sistem di sini adalah kebulatan dari sejumlah unsur  yang  saling  berhubungan  menurut  tata  pengaturan  untuk mencapai sesuatu  maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertentu. Dalam mengemukakan jawaban terhadap  sesuatu  masalah.  Pendapat-pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.

f.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan  secara  komprehensif. Komprehensif  adalah  mencakup  secara  menyeluruh. Berpikir  secara kefilsafatan.  Berpikir  secara  kefilsafatan  berusaha  untuk  menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.

g.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas maka setiap  filsafat  boleh  dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala prasangka sosial, historis, kultural, ataupun religius.h.  Berpikir  secara  kefilsafatan  dicirikan  dengan  pemikiran  yang bertanggung  jawab.  Seseorang  yang  berfilsafat  adalah  orang  yang berpikir sambil bertanggung jawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya  sendiri.  Di  sini  tampaklah hubungan antara kebebasan  berpikir dalam filsafat dan  etika yang melandasinya. Fase  berikutnya  adalah  cara  bagaimana  ia  merumuskan  berbagai pemikirannya agar dapat dikomunikasikan pada orang lain.


💬

Comments